Prokes

Share:

Yuk, Temukan Lokasi Vaksinasi Covid-19

 


Hal-hal yang perlu diketahui!

Tidak semua orang yang menerima vaksin COVID-19 mengalami reaksi setelah vaksinasi atau yang dikenal dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Kalaupun terjadi, reaksi yang timbul adalah wajar.

Hal yang perlu diingat adalah KIPI jauh lebih ringan dibandingkan terkena COVID-19 ataupun komplikasi terkait COVID-19.

Para ahli sepakat bahwa vaksinasi dan penerapan 3M merupakan cara kita keluar dari pandemi ini.

Mengapa saya mengalami KIPI?

Reaksi yang terjadi biasanya menandakan vaksin sedang bekerja di dalam tubuh kita. Sistem daya tahan tubuh sedang belajar cara melindungi diri dari penyakit. KIPI umumnya bersifat sementara, hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Jika saya mengalami reaksi ringan seperti di atas, apa yang perlu dilakukan?

Jika merasa tidak nyaman, peserta vaksinasi dianjurkan beristirahat dan jika dibutuhkan, meminum obat penurun panas (sesuai dosis yang dianjurkan) serta perbanyak minum air putih.

Jika terdapat rasa nyeri di tempat suntikan, tetap gerakkan dan gunakan lengan seperti biasa. Apabila perlu, kompres bagian yang nyeri dengan kain bersih yang dibasahi dengan air dingin.

Hal-hal yang perlu diketahui!

Tidak semua orang yang menerima vaksin COVID-19 mengalami reaksi setelah vaksinasi atau yang dikenal dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Kalaupun terjadi, reaksi yang timbul adalah wajar.

Hal yang perlu diingat adalah KIPI jauh lebih ringan dibandingkan terkena COVID-19 ataupun komplikasi terkait COVID-19.

Para ahli sepakat bahwa vaksinasi dan penerapan 3M merupakan cara kita keluar dari pandemi ini.

Mengapa saya mengalami KIPI?

Reaksi yang terjadi biasanya menandakan vaksin sedang bekerja di dalam tubuh kita. Sistem daya tahan tubuh sedang belajar cara melindungi diri dari penyakit. KIPI umumnya bersifat sementara, hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Jika saya mengalami reaksi ringan seperti di atas, apa yang perlu dilakukan?

Jika merasa tidak nyaman, peserta vaksinasi dianjurkan beristirahat dan jika dibutuhkan, meminum obat penurun panas (sesuai dosis yang dianjurkan) serta perbanyak minum air putih.

Jika terdapat rasa nyeri di tempat suntikan, tetap gerakkan dan gunakan lengan seperti biasa. Apabila perlu, kompres bagian yang nyeri dengan kain bersih yang dibasahi dengan air dingin.

Share:

Aksi Solidaritas Bantu Pasien Covid-19

Merebaknya virus corona di awal 2020 menjadi catatan sejarah dunia. Tak hanya memakan korban jiwa, Covid-19 juga mengancam adanya krisis ekonomi global. Bahkan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut wabah virus corona sebagai tantangan terberat sejak Perang Dunia II. Di Indonesia, jutaan orang terancam kehilangan pekerjaan mereka di tengah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa dan Bali bahkan sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

Ditengah kondisi yang tidak baik-baik saja, segelintir orang saling bantu dan saling jaga melalui aksi sosial dan kemanusiaan. Bukan soal besar kecil, atau apa bantuannya, namun gerakan dan aksi solidaritas ini membuktikan bahwa kita masih punya harapan. Di tengah kekhawatiran itu, gerakan-gerakan sosial mengenai kedermawanan dan gerakan solidaritas di antara para warga pun terus bermunculan.


ini adalah kumpulan berbagai informasi seputar COVID-19 di Indonesia yang didapatkan relawan melalui pencarian di internet atau media sosial.

Semangat #WargaBantuWarga adalah memudahkan publik mencari dan mengakses informasi terkait Covid-19 dan kontak fasilitas/alat kesehatan. Namun, karena keterbatasan kami, database yang ada di #WargaBantuWarga belum diverifikasi secara langsung di lapangan.  

Anda bebas menggunakan dan menyebarluaskan informasi yang ada dalam situs ini. Berikut beberapa di antaranya: Klik Disini


Share:

6 Resiko Tidur Sepanjang Hari Saat Puasa Ramadhan


Bulan Ramadhan menjadi momentum bagi seluruh umat islam di dunia untuk mengejar pahala sebanyak - banyaknya. Allah SWT menjanjikan berlipat gandakan pahala selama puasa Ramadhan berlangsung.

Banyak orang memanfaatkan momen tersebut dengan memperbanyak ibadah, seperti membaca Al Quran, berdzikir dan juga menjalankan sholat tarawih. Namun ada pula yang menghabiskan waktu puasa dengan tidur.

Meskipun tidur selama puasa Ramadhan, tetapi hal ini tidak boleh dilakukan secara berlebihan. Kebiasaan tidur terlalu lama saat puasa Ramadhan akan menimbulkan berbagai efek bagi kesehatan tubuh kita, miskipun tidur sepanjang hari tidak membatalkan puasa. Lalu, mengapa tidur berlebihan ketika puasa tidak dianjurkan? Berikut beberapa alasannya:

Berikut ini 6 bahaya tidur berlebihan saat puasa, dirangkum dari berbagai sumber

1. Membuat Tubuh Lemas

Saat puasa tak sedikit orang akan merasakan lemas, apalagi menjelang siang hingga sore hari. Tidur yang berlebihan pun dapat menjadi salah satu penyebabnya.

Hal tersebut lantaran terlalu banyak tidur akan membuat tubuh jadi lebih pasif. Otot dan anggota gerak tidak bekerja dengan maksimal sehingga seseorang mudah lemas. Tidur yang berlebihan juga membuat tubuh tidak menghasilkan metabolisme dengan maksimal.

Ketika tubuh lemas, bisa berimbas pada kegiatan yang seharusnya bisa menambah pahala di bulan Ramadan justru malas untuk dilakukan.

2. Menurunkan Daya Tahan Tubuh

Selain membuat tubuh lemas, tidur berlebihan juga bisa menurunkan daya tahan tubuh. Tubuh yang tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik biasanya mudah sekali diserang oleh virus flu atau diare hingga batuk krena daya tahan tubuhnya tidak baik. Maka penting untuk menggerakkan tubuh sehingga kekebalan tubuh meningkat.

Jangan biarkan daya tahan tubuh menurun. Sebab, saat pandemi sekarang ini imunitas tubuh sangat berperan penting di dalam melawan COVID-19.

3. Menurunkan Kinerja Otak

Tidur memang penting untuk fungsi otak. Ketika tidur, otak akan membersihkan produk limbah, menyeimbangkan neotransmitter, memproses kenangan dan meningkatkan suasana hati. Namun, proses tersebut akan terganggu jika seseorang tidur terlalu sebentar atau pun terlalu lama.

Tidur yang ideal adalah sekitar 6 jam hingga 8 jam. Namun jika seseorang tidur lebih dari 9 jam, dapat memengaruhi kinerja otak dan fungsi kognitifnya.

Para peneliti mengatakan jika tidur selama tujuh jam menunjukkan kemampuan yang positif pada fungsi kognitif. Sebaliknya, ada penurunan fungsi kognitif pada orang yang tidur lebih lama.

4. Menaikan Berat Badan

Kebanyakan tidur juga mampu memicu kadar lemak dalam tubuh meningkat perlahan-lahan tanpa disadari. Hal tersebut juga menjadi alasan pentingnya menggerakan tubuh secara rutin alias berolah raga.

Kegemukan akibat tidur yang berlebihan saat puasa dapat menyebabkan penyakit lainnya seperti risiko obesitas, hati dan organ vital lainnya.

5. Meningkatkan Risiko Depresi

Ada sebuah penelitian dimana tidur berlebihan dikaitkan dengan gejala depresi dan kecemasan. Tidur lebih dari 10 jam memiliki kesehatan mental yang buruk secara keseluruhan bagi seseorang.

Apalagi jika tidur berlebihan ketika puasa. Ada kemungkinan seseorang bisa mengalami peningkatan resiko depresi karena jam tidurnya yang berlebihan.

6. Buruk Bagi Jantung

Melansir dari Sleep Foundation, penelitian baru-baru ini menemukan bahwa tidur berlebihan menempatkan tubuh pada risiko masalah metabolisme. Ketika metabolisme terganggu, maka seseorang berisiko mengalami gangguan endokrin. Perlu diketahui bahwa endokrin adalah kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormon untuk mengendalikan banyak fungsi tubuh. Bisa dibayangkan, seberapa besar bahayanya?

Dilansir dari Medical News Today, orang yang memiliki jam tidur berlebihan justru berisiko lebih tinggi sakit jantung. Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang tidur lebih dari 9 jam memiliki risiko 34 persen lebih tinggi terkena penyakit jantung.

Tidur terlalu lama juga kerap dikaitkan dengan penyakit angina pectoris. Angina pectoris adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke jantung. Terlalu lama tidur menyebabkan tubuh kekurangan oksigen sehingga mengganggu aliran darah.

Alih-alih menahan rasa lapar, tidur berlebihan berisiko menyebabkan kondisi di atas yang otomatis dapat mengganggu aktivitas puasa. Oleh sebab itu, pastikan  mendapatkan waktu tidur yang cukup tidak lebih dari delapan jam sehari. Bagi kebanyakan orang dewasa, tidur lebih dari jumlah yang disarankan dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang mendasarinya.

Share:

Bagaimana Netizen menanggapi Virus Corona B117 yang Masuk Indonesia


Netizen ramai mempertanyakan apa itu Corona B117 meski Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah mengumumkan penemuan kasus infeksi Covid-19 oleh varian virus corona asal Inggris ini sejak pekan lalu, Selasa (2/3).

Bahasan netizen soal Corona B117 ramai mempertanyakan.

"wait what is corona B117?" (Tunggu, apa tuh Corona B117? cuit seorang netizen @imwoopy.

"Corona B117? Ape lagi ni? Covid-19 aja lom kelar," cuit @naa09ra23.

Corona B117 merupakan salah satu varian dari mutasi virus corona yang pertama kali ditemukan di Inggris. Sehingga, virus ini sebenarnya adalah virus corona yang sama dengan SARS Cov-2 yang jadi penyebab Covid-19. Hanya saja ada bagian dari virus corona itu yang bermutasi.

Karena mutasi terjadi di area spesifik, peneliti lantas memberi nama tertentu agar bisa mudah diidentifikasi. Varian Inggris ini lantas dinamakan B117.

Selain itu, ada pula varian lain mutasi virus corona yang diberi penamaan berbeda, misal varian b1351 yang merupakan mutasi yang ditemukan di Afrika Selatan, B11.317 asal Rusia, dan B1525 yang terdeteksi di Malaysia. Ada juga varian asal Brazil yang dinamakan P1 dan P2.

Tak sedikit pula yang menanggapi Corona B117 ini dengan cuitan-cuitan kocak. Ada yang menganggap varian B117 seperti robot dari film Star Wars.


Akun netizen postingan foto yang disunting dari ilustrasi virus corona, yang padukan dengan pesawat khas dari film ruang angkasa itu.

"Corona B117 itu virus apa robotnya Star Wars," cuitnya.

Ada pula yang menganggap varian dari mutasi virus Corona merupakan varian yang kerap disebut pada produk panganan.

Mempertanyakan rasa apa saja yang terdapat dari varian tersebut.

"Terus yang varian baru itu adanya rasa apa aja?"

Sisanya melontarkan cuitan-cuitan kocak seputar Corona B117.

"Corona B117 itu angkot jurusan mana ya?"

"Apaan coba Corona B117, udah kayak pelat nomer."

"Apa tuh corona b117, yang ku tahu cuma sabun colek B29," cuit lainnya.

Di samping itu ada juga warganet yang mengingatkan untuk tetap menggunakan masker setelah ia membaca berita tentang varian dari mutasi virus Corona itu.

"Corona B117, sumpah si baca berita tentang corona varian baru :(. Stay safe everyone dan always wear mask." (Tetap jaga keamanan semua dan selalu pakai masker).

Kementerian Kesehatan menyatakan sejumlah studi menunjukkan mutasi virus corona varian B117 memiliki kemampuan penularan yang lebih tinggi.

Lantas mengapa virus corona B117 lebih menular? Para peneliti mengidentifikasi 8 mutasi pada B117 yang mengubah protein S (spike protein) virus corona. Protein S ini adalah bagian virus yang menempel dan menularkan penyakit ke sel manusia.

Satu mutasi yang menyebabkan virus jadi lebih mudah menular disebut N501Y. Mutasi ini mengubah asam amino dekat dengan puncak tiap protein-S. Perubahan protein-S inilah yang diperkirakan membuat virus lebih mudah menginfeksi sel manusia.

Meski lebih menular, varian ini disebut tidak menyebabkan kondisi penyakit menjadi lebih parah dibandingkan virus sebelum mutasi.


Share:

Waspada!!!. Penjelasan WHO Soal 4 Varian Baru Corona yang Menyebar ke Seluruh Dunia

Pandemi virus Corona di sepanjang tahun 2020 telah merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia. Kekhawatiran bertambah dengan munculnya berbagai varian baru Corona yang semakin beragam.

Terkait hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam rilisnya menjelaskan empat dari berbagai varian SARS-CoV-2 yang telah menyebar di seluruh dunia.

Berikut empat varian baru Corona yang perlu diketahui.

1. Varian dengan mutasi D614G

Menurut WHO, varian virus Corona D614G ini mengkode spike protein pada akhir Januari atau awal Februari 2020. Virus ini bermutasi dan menggantikan jenis COVID-19 yang pertama kali muncul di akhir 2019 lalu, yang teridentifikasi di Wuhan, China.

Strain D614G ini bisa meningkatkan infeksi dan penularan, tetapi tidak ditemukan bahwa varian ini lebih berbahaya daripada jenis sebelumnya. Selain itu, belum ada laporan yang menyatakan bahwa varian virus ini bisa memperparah penyakit atau mengganggu efektivitas vaksin.

2. 'Cluster 5'

Varian baru Corona kedua ini disebut dengan 'Cluster 5' yang ditemukan pada Agustus dan September 2020, di Jutlandia Utara, Denmark. Otoritas Denmark mengidentifikasi mutasi ini di peternakan cerpelai di negara tersebut.

WHO mengatakan, Cluster 5 bisa mengakibatkan "pengurangan netralisasi virus pada manusia, yang berpotensi menurunkan tingkat dan durasi perlindungan kekebalan setelah infeksi atau vaksinasi alami."

Sejauh ini, otoritas Denmark baru mengidentifikasi beberapa kasus yang berkaitan dengan varian baru Corona ini. Mereka percaya bahwa varian ini tidak menyebar seluas mutasi lainnya.

3. VOC 202012/01

Pada 14 Desember 2020, pihak otoritas Inggris melaporkan pada WHO bahwa mereka menemukan varian baru Corona. Varian tersebut dinamai dengan VOC 202012/01 atau variant of concern yang ditemukan tahun 2020, bulan 12, varian 01. Varian dengan mutasi N501Y ini pertama kali diidentifikasi di bagian tenggara Inggris.

Berdasarkan laporan yang ada, varian baru virus Corona ini 70 persen lebih mudah ditularkan daripada mutasi lainnya. Hal ini pun memaksa banyak negara untuk menangguhkan penerbangan dari dan menuju Inggris.

Dari hasil penelitian, meski varian ini lebih cepat menyebar atau menular, belum ada bukti bahwa jenis ini tidak mengubah tingkat keparahan penyakitnya. Hingga saat ini, varian VOC 202012/01 ini telah ditemukan di sekitar 31 negara.

4. 501Y.V2

Varian baru Corona 501Y.V2 ini pertama kali ditemukan pada 18 Desember 2020 di Afrika Selatan. Dinamakan demikian karena memiliki mutasi N510Y. Pada penelitian awal, varian 501Y.V2 ini diketahui memiliki viral load yang lebih tinggi, sehingga bisa meningkatkan penularan virus.

Namun, sampai saat ini belum ada bukti yang jelas bahwa varian baru Corona tersebut bisa membuat penyakit yang lebih parah.

Share:

Siapa Kelompok Yang Tidak Boleh Divaksinasi COVID-19

Sejak Rabu (13/1/2021), vaksinasi COVID-19 sudah mulai dilaksanakan di Indonesia yang salah satu cara yang efektif untuk mengakhiri pandemi. Tetapi, masih ada sejumlah kelompok orang yang ternyata tidak boleh divaksin COVID-19.

Salah satu kelompok yang tidak boleh divaksinasi COVID-19 adalah yang usianya masih di bawah 18 tahun. Sesuai anjuran pemerintah, kelompok yang bisa mendapatkan vaksin Corona Sinovac yang saat ini mulai diberikan adalah mereka yang berusia 18-59 tahun.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin angkat bicara perihal kemungkinan vaksin Covid-19 bisa dikonsumsi anak-anak. Hingga saat ini, belum diputuskan apakah vaksin bisa digunakan bagi anak di bawah 16 tahun ke bawah.

Berbicara dalam konferensi pers, Budi menjelaskan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang nantinya akan menentukan apakah vaksin layak dikonsumsi untuk anak-anak atau tidak

"Pada vaksin yang saat ini sedang diuji, tidak boleh untuk anak-anak karena belum ada penelitian pada anak-anak," ujar Juru bicara Vaksin Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus ahli alergi dan imunologi Prof Dr dr Iris Rengganis, SpPD-KAI.

Berdasarkan petunjuk teknis (juknis) resmi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terkait pelaksanaan vaksinasi COVID-19, ada sejumlah kelompok yang tidak boleh divaksin COVID-19. Berikut daftarnya:

1. Terkonfirmasi COVID-19

2. Ibu hamil dan menyusui

3. Mengalami gejala ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) seperti batuk, pilek, sesak napas dalam 7 hari terakhir

4. Anggota keluarga serumah yang kontak erat, suspek, konfirmasi, sedang dalam perawatan karena penyakit COVID-19

5. Memiliki riwayat alergi berat atau mengalami gejala sesak napas, bengkak, dan kemerahan setelah divaksinasi COVID-19 sebelumnya (untuk vaksinasi kedua)

6. Sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah

7. Mengidap penyakit jantung seperti gagal jantung, penyakit jantung koroner

8. Mengidap penyakit autoimun sistemik seperti SLE, lupus, sjogren, vaskulitis, dan autoimun lainnya

9. Mengidap penyakit ginjal seperti penyakit ginjal kronis, sedang menjalani hemodialisis atau dialisis peritoneal, transplantasi ginjal, sindrom nefrotik dengan kortikosteroid

10. Mengidap penyakit rematik autoimun atau rheumatoid arthritis

11. Mengidap penyakit saluran pencernaan kronis

12. Mengidap penyakit hipertiroid atau hipotiroid karena autoimun

13. Mengidap penyakit kanker, kelainan darah, imunokompromais atau defisiensi imun, dan penerima produk darah atau transfusi

14. Mengidap penyakit diabetes melitus

15. Mengidap HIV (human immunodeficiency virus)

16. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

"Vaksinasi COVID-19 tidak diberikan pada sasaran yang memiliki riwayat konfirmasi COVID-19, wanita hamil, menyusui, usia di bawah 18 tahun dan beberapa kondisi komorbid yang telah disebutkan dalam format skrining," tulis petunjuk teknis tersebut.

Dikutip dari laman resmi Kemenkes, berdasarkan Berdasarkan Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi COVID-19 Kemenkes, alur pemberian vaksin dilakukan melalui 5 tahapan



Share:

Babak Baru Perang Melawan Wabah Penyakit Yang Disebabkan Virus Korona



SAYA bersedia divaksin', 'saya siap divaksin'. Pernyataan-pernyataan demikian mulai memenuhi lini masa media sosial sekaligus menggaungkan keyakinan Presiden Joko Widodo terhadap vaksin covid-19 

Babak Baru Perang Melawan Wabah Penyakit Yang Disebabkan Virus Korona (Covid-19)

Pada Rabu (13/1/2021), Presiden Joko Widodo (Jokowi) diketahui telah menerima suntikan vaksin Covid-19 buatan Sinovac.

Proses penyuntikan vaksin Covid-19 sendiri dilakukan di Istana Kepresidenan Jakarta yang dimulai pukul 09.30 WIB. Dalam proses tersebut, diawali tahapan verifikasi data serta wawancara kondisi kesehatan dan pemeriksaan tekanan darah. Selanjutnya, Jokowi baru disuntik vaksin sekitar pukul 09.42 WIB.

“Pada pukul 9.42 WIB pagi ini, saya memulai ikhtiar besar sebagai warga negara Indonesia untuk terbebas dari pandemi ini dengan menerima vaksin Covid-19,” ujar Jokowi di akun Instagram @jokowi.

Sebelumnya, Jokowi sempat menjalani pengukuran tekanan darah. Dimana, hasilnya menyatakan bahwa tekanan darah Jokowi pada kisaran 130/67 mmHg. Selain itu, Jokowi juga mendapat pertanyaan apakah mengalami keluhan batuk atau pilek dalam beberapa hari terakhir. Dan juga ditanya apakah pernah mengalami sakit jantung atau sakit lain.

“Semua saya jawab tidak. Lalu, lengan baju kiri saya disingkapkan an vaksin pun disuntikkan,” tulis Jokowi.

Lebih lanjut Jokowi menyatakan, bahwa vaksin Covid-19 sudah lama dinantikan masyarakat Indonesia. Bahkan, berbulan-bulan menunggu, akhirnya vaksin bisa disuntikkan. Yakni setelah mendapat izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan serta fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia.

“Saya berharap vaksinasi Covid-19 yang tahapannya sudah dimulai hari ini berjalan dengan lancar,” katanya.

Share:

PROFIL

Welcome To My Blog

Welcome To My Blog
Hi. My name is Amelia Tiro, and my friends call me Amel. This is my first post on this blog. I have just graduated from the medical profession program at the Faculty of Medicine, Tadulako University, Palu City."

BERITA REAL TIME COVID-19

Angka Global Terbaru berdasarkan Negara dari Kasus COVID-19 "Sentuh dengan Tangan Negara/Wilayah Untuk Melihat Kasus, Kematian, dan Pemulihan"

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Recent posts

https://experience.arcgis.com/experience/685d0ace521648f8a5beeeee1b9125cd

Pages